Kali ini saya akan berikan Sinopsis Film Perempuan Tanah Jahanam yang mana film ini telah tayang di biaoskop tahun 2019 silam. Alur cerita film Ini akan saya ulas sedetail mungkin untuk anda semua.

Perempuan Tanah Jahanam (sebelumnya berjudul Impetigore) adalah film Indonesia tahun 2019 yang disutradarai dan ditulis oleh Joko Anwar.


Di tol, Maya dan Dini yang bekerja sebagai petugas tol saling berbicara satu dan lain sembari menjalankan pekerjaan mereka. Maya mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari seorang pengemudi berkali-kali. Pengemudi itu kembali mendatangi tol yang sama dan Maya melihat sesuatu yang tidak beres. Pengemudi itu membawa golok dan Maya melarikan diri ke luar. Pengemudi itu berhasil melukai Maya dengan golok itu, walau akhirnya ditembak mati polisi.


Perempuan Tanah Jahanam - Jalan Cerita Movie

Maya dan Dini akhirnya berhenti bekerja sebagai petugas tol dan memilih membuka usaha penjualan pakaian yang tidak berlangsung dengan baik. Maya akhirnya berniat melawat ke kediaman orang tuanya di Desa Harjosari, yang juga diikuti Dini. Ketika Maya sedang buang air kecil di kakus, ia mendapati secarik kertas yang muncul dari luka sayatan golok itu.

Maya dan Dini harus mengikuti perjalanan semalam suntuk untuk transit ke terminal di kawasan itu. Dalam perjalanan itu, Maya akhirnya mengetahui dari penumpang lain bahwa kertas yang didapatnya di kakus itu adalah jimat. Maya juga mendapati tiga anak perempuan yang terus muncul sepanjang perjalanan. Di terminal, tidak banyak orang yang mengetahui Desa Harjosari, jadi mereka terpaksa harus membayar mahal seorang pengemudi delman yang mengetahui desa itu hanya agar bisa mencapai desa itu walau memakan waktu berjam-jam. Mereka meminta diturunkan di rumah kepala desa, Ki Saptadi.

Di rumah itu, mereka yang menyamar sebagai mahasiswi yang melakukan penelitian di desa itu bertanya kepada Nyi Misni yang saat itu hanya satu-satu orang yang berada di rumah itu. Saptadi sering bepergian ke desa lain untuk melakukan pekerjaannya yang lain yaitu dalang. Mereka kemudian menempati sebuah rumah kosong yang dahulunya adalah rumah orang tua Maya. Tak lama setelah menempati rumah itu, mereka mendapati sesuatu yang tidak wajar di desa itu, bayi yang setiap hari meninggal setelah dilahirkan.

Dini dijebak dua orang itu dan dibawa ke hutan. Dini akhirnya dikuliti dan kulitnya dijadikan wayang kulit.

Ratih menjelaskan bahwa ada seseorang yang tetap dibiarkan hidup walau menanggung penyakit kulit di sekujur tubuhnya seumur hidup. Ia hidup sebatang kara di sebuah pondok di hutan. Mereka mengunjungi pondok itu.

Donowongso membantai pemain wayang lain serta istrinya dengan golok yang sudah ia persiapkan sejak lama. Saptadi kemudian membunuh Donowongso dengan menyayat lehernya menggunakan golok yang sama.

Maya akhirnya mendapati bayi yang dilahirkan itu selalu dalam keadaan tanpa kulit sehingga ditenggelamkan ke dalam baskom berisi air hingga tewas. Ratih langsung menutup mulut Maya yang panik dan membawa lari ke rumahnya. Maya bersembunyi di bawah meja makan. Dua orang mendatangi rumah itu. Mereka awalnya mencari Maya, tetapi kemudian berniat melecehkan Ratih. Ratih mengancam dengan menyayat pahanya dan menodongkan pisaunya ke orang itu, mengancam bunuh diri. Mereka langsung pergi.

Maya menceritakan bahwa suami Ratih berusaha membunuhnya sebelum akhirnya ditembak mati di kelapa oleh polisi. Orang di motor berbicara dengan banyak warga sebelum akhirnya ditembak mati.

Salah seorang hantu anak perempuan memasuki tubuhnya dan sekelebat kilas balik ditampilkan.

Maya kemudian mengajak Ratih ke rumah tua itu dan menggali lantai tanah di rumah itu. Mereka mendapati tulang-belulang anak perempuan dan menggabungkannya bersama ketiga wayang kulit manusia itu ke dalam sebuah kotak, yang kemudian dikuburkan kembali.

Sementara itu, Misni dan warga mendapati Maya berada di rumah itu, sehingga Ratih diminta melarikan diri. Maya mengancam mereka dengan sekop, tetapi seseorang memukul kepala Maya dari belakang, sehingga Maya akhirnya pingsan dan digantung terbalik di hutan. Ratih yang melarikan diri mendapati Maya sedang dihukum warga. Sementara Maya berteriak-teriak minta dibebaskan, Saptadi bersiap-siap membunuh Maya. Maya akhirnya mengakui dirinya adalah bayi pertama yang lahir tanpa kulit di desa itu. Misni yang panik dengan penjelasan Maya mulai mengancam membunuh Maya secepat mungkin. Saptadi yang tersadar dengan penjelasan Maya segera menghentikan upaya ibunya dan akhirnya bunuh diri dengan menyayat leher lewat pisau yang direbutnya dari ibunya. Tidak terima dengan anaknya yang tewas bunuh diri, Misni ikut melakukan tindakan serupa. Sementara itu, seorang wanita mendatangi kerumunan warga dan melaporkan anak yang dilahirkan wanita lainnya pada saat yang sama sehat, sehingga kutukan yang berlaku selama dua puluh tahun telah sirna. Ratih yang berada di situ meminta Maya melarikan diri dari desa itu dan Maya akhirnya menumpang truk ke kota.

Setahun kemudian, sepasang suami-istri yang gembira dengan kelahiran mereka. Sang istri ingin kencing, tetapi bayinya malah diserang penampakan Nyi Misni hingga mengalami keguguran.

Simak Artikel Sinopsis Film Lainnya.

Post a Comment